|     Doa adalah Cara   Mendekatkan Diri kepada Allah    Allah mengaskan tentang sangat pentingnya berdoa. Allah   berfirman tentang pentingnya doa dalam ayat yang menyatakan “… Tuhanku tidak   mengindahkan kamu jika tidak ada ibadahmu…” (QS Al-Furqan: 77). Seperti yang disebutkan   oleh ayat ini, nilai seseorang di hadapan Allah tergantung kepada doanya. Ini   karena seseorang yang berdoa hanya meminta apa yang dibutuhkannya dari Allah   saja. Allah adalah Pemilik segalanya.         Allah menciptakan segala hal yang kita butuhkan. Misalnya saja,   makanan itu penting bagi kehidupan manusia. Allah menciptakan sayuran, buah,   ayam, sapi, dan sebagainya. Allah menciptakan orang tua kalian dan seluruh   orang di sekitar kalian. Allah, Yang Mahakuasa, mengaruniakan untuk manusia   tubuh, kecerdasan, pengetahuan, kekuatan, kesehatan, dan kesempatan yang   mereka nikmati.    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Allah menciptakan   segala hal sebagai nikmat untuk kita. Kita ”berhutang” kepada Allah atas   makanan yang kita makan. Demikian pula, kita juga ”berhutang” kepada Allah   karena kemampuan kita untuk memakan makanan ini. Coba pikirkan hal ini   sebentar! Bagaimana kalian bisa mengunyah makanan tanpa gigi? Bagaimana   kalian mencerna makanan itu dalam perut kalian? Adakah gunanya makanan jika   kita tidak punya sistem pencernaan?    Kalian mendapat makanan atas kehendak Allah. Karena Allah-lah   Yang memberikan semua nikmat untuk kita, hanya kepada Allah-lah kita harus   berdoa ketika kita menginginkan sesuatu terjadi atau ingin memperoleh   sesuatu. Akibatnya, kita harus meminta segala hal dari Allah.    Sebuah contoh akan membuat kalian lebih memahami hal ini:    Kalian menekan sebuah tombol untuk menghidupkan lampu. Bisakah   kalian mengatakan bahwa tombol itulah yang menciptakan cahaya lampu? Tentu   saja tidak. Tombol hanyalah alat, seperti halnya juga kabel yang mengantarkan   arus listrik. Di dunia ini, Allah menciptakan sebab untuk segala akibat.   Allah menciptakan air. Dalam waduk, air mengalir melalui turbin-turbin besar,   sehingga arus listrik pun tercipta. Kabel mengantarkan arus listrik, dan   akhirnya bola lampu mengubah arus listrik menjadi cahaya. Tetapi, sebenarnya   Allah-lah Yang menciptakan cahaya. Jika Allah menghendaki, Dia bisa   menciptakan arus listrik tanpa sebab-sebab tadi. Tetapi Allah ingin agar kita   menggunakan akal kita untuk berpikir, untuk merenungkan apa yang telah Allah   ciptakan, dan dengan cara ini, agar kita beriman.          Kalian membuka keran ketika menginginkan air. Tetapi, bisakah   kalian berkata bahwa pipa-pipa atau keran itulah yang menyebabkan air   tercipta? Seperti halnya tombol tadi, keran hanyalah alat, bukan sebab.      Inilah pemahaman yang harus kita miliki, dan ini juga menerangkan mengapa   kita perlu berdoa kepada Allah. Sebabnya adalah karena Allah-lah Yang   menciptakan segalanya.  Jika kita buat daftar sebab-sebab kita perlu bersyukur kepada Allah dan   berdoa kepada-Nya, daftar itu akan menghabiskan jutaan buku. Oleh karena   itulah, orang-orang di sekitarmu yang tidak menganggap penting hal ini tidak   akan pernah menggoyahkan kalian. Ketidakmampuan mereka untuk menggunakan akal   dan pengabaian mereka untuk berpikir dan merenung menyebabkan mereka   mengalami kekeliruan besar.    
   Allah memberi tahu kita tentang akibat akhir yang akan diterima oleh   orang-orang ini. Pahala dan siksa di akhirat disebabkan oleh cara kita   bertindak di dunia ini dan ada atau tidaknya perjuangan kita untuk   mendekatkan diri kepada Allah. Setiap orang akan diberi balasan atas   perbuatannya di akhirat.    - Bagaimana   Cara Kita Berdoa?    Memikirkan kekuasaan dan kebesaran Allah, merasa takut   kepada-Nya dan berdoa dengan rendah hati dan suara yang tidak terdengar oleh   orang lain, adalah syarat doa. Allah memberi tahu kita tentang cara berdoa di   dalam Al Qur'an:    Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan   suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui   batas. (QS Al-A’raaf: 55)         Berdoa tidaklah terbatas pada tempat atau waktu tertentu saja.   Kita bisa mengingat Allah dan berdoa kepada-Nya kapan pun. Allah memerintahkan   hal berikut ini dalam Al Qur'an:    Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri,   duduk dan ketika berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit   dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini   dengan sia-sia. Mahasuci Engkau,, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”   (QS Ali-Imran: 191)    
   Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah   kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari nikmat-Ku. Hai orang-orang yang   beriman, jadikankah sholat sebagi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta   orang-orang yang sabar. (QS al-Baqarah: 152-153)    Allah memberi kita contoh doa-doa dalam Al Qur'an. Beberapa di   antara doa-doa para nabi dan orang beriman difirmankan sebagai berikut:     Nuh berkata, “Ya, Tuhanku.   Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon tentang sesuatu yang   tidak aku ketahui hakikatnya. Dan seandainya Engkau tidak memberi ampun   kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang yang merugi. (QS Hud: 47)    
   Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah   bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah dari kami   (amal-amal kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha   Mengetahui. Ya, Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk   kepada Engkau, dan (jadikanlah) anak-anak cucu kami umat yang tunduk kepada   Engkau, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji   kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Menerima   tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah: 127-129)     
   [Yusuf berkata:] Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah mennganugerahkan   kepadaku sebagian kerajaan, dan telah mengajarkan kepadaku sebagian tabir   mimpi. Ya, Tuhanku, Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia   dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, dan gabungkanlah aku   dengan orang-orang yang saleh. (QS Yusuf: 101)     
   [Sulaiman berkata:] “… Ya, Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri   nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua   ibu-bapakku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai. Dan   masuklah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.   (QS an-Naml: 19)
   Katakanlah, “Wahai Tuhan Yang mempunyai Kerajaan! Engkau berikan kerajaan kepada   orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau   kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan   orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.   Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS Ali Imran: 26)     Berkata Musa, “Ya, Tuhanku,   lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah   kekakuan dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah   untukku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu Harun saurdaraku, teguhkanlah   dengan dia kekuatanku dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku supaya kami   banyak bertasbih kepada Engkau dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya   Engkau Maha Melihat keadaan kami. (QS Thaha: 25-35)
   Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dan berbaring,   dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya,   Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci   Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.      Ya, Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam   neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia. Dan bagi orang-orang yang zalim   tidak ada seorang penolong pun.    
   Ya, Tuhan kami. Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan   perantaraan rasul-rasul engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari   kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji-Mu.”  Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonan mereka dengan berfirman,   ”Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di   antara kalian, laki-laki maupun perempuan, kalian adalah setara dalam hal   ini...” (QS Al 'Imran: 191-195)      |   
Tiada ulasan:
Catat Ulasan